Sabtu, 05 Maret 2011

serba-serbi kontraktor



Menentukan biaya keuntungan kontraktor pada rencana anggaran biaya pekerjaan

Pembangunan infrastruktur saat ini begitu pesat. Namun, pembangunan itu sepertinya tidak terencana secara profesional sebab tampaknya asal hantam kromo tanpa memperhatikan kualitas.
Kontraktor bukan tak bisa bekerja profesional dan berkualitas, tetapi faktor biaya birokrasinya yang tinggi. Semua biaya yang dikeluarkan rekanan, dibebankan terhadap pagu pekerjaan. Dengan membebankan cost kepada pagu pekerjaan, tentu kualitas menjadi taruhannya.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa kontraktor mendapatkan proyek APBD dengan upaya berbagai pendekatan sehingga pekerjaan bisa didapat. Pendekatan rekanan terhadap pejabat tidak bisa dengan tangan hampa. Maklum saja tradisi itu sudah demikian dan harus diikuti, jika tidak tentu akan ketinggalan kereta.
Dengan tradisi demikian, tentu saja cost rekanan bertambah dan belum lagi saat melaksanakan pekerjaan di lapangan. Semua cost yang dikeluarkan rekanan sejak melakukan pendekatan untuk mendapatkan pekerjaan hingga pelaksaan di lapangan dibebankan kepada pagu anggaran pekerjaan, tentu solusinya kualitas pekerjaan dikurangi ditambah lagi adanya kontraktor nakal yang berorientasi hanya pada keuntungan tanpa perduli dengan kualitas pekerjaan.
Bagaimana dengan analisa harga satuan yang ada sekarang ?
Apakah sudah memasukkan biaya keuntungan dan over head dari pelaksana ?

Dasar Perhitungan indeks bahan bangunan dan upah kerja berdasar SNI 2007
Perhitungan harga satuan pekerjaan konstruksi, yang dijabarkan dalam perkalian indeks bahan bangunan dan upah kerja dengan harga bahan bangunan dan standar pengupahan pekerja, untuk menyelesaikan per-satuan pekerjaan konstruksi
Persyaratan umum dalam perhitungan harga satuan: 
  • Perhitungan harga satuan pekerjaan berlaku untuk seluruh wilayah Indonesia, berdasarkan harga bahan dan upah kerja sesuai dengan kondisi setempat; 
  • Spesifikasi dan cara pengerjaan setiap jenis pekerjaan disesuaikan dengan standar spesifikasi teknis pekerjaan yang telah dibakukan.
Persyaratan teknis dalam perhitungan harga satuan pekerjaan:
  • Pelaksanaan perhitungan satuan pekerjaan harus didasarkan pada gambar teknis dan rencana kerja serta syarat-syarat (RKS);
  • Perhitungan indeks bahan telah ditambahkan toleransi sebesar 5%-20%, dimana di dalamnya termasuk angka susut, yang besarnya tergantung dari jenis bahan dan komposisi adukan;
  • Jam kerja efektif untuk tenaga kerja diperhitungkan 5 jam per-hari.
Kalau kita cermati teryata pada SNI tidak mencantumkan adanya nilai indeks keuntungan dan overhead dari pelaksana tentu ini akan menimbukan adanya pengelembungan harga bahan untuk menutup biaya operasional dari pelaksana dan adanya biaya birokrasi yang tidak murah.
Dalam PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA  NOMOR  54  TAHUN  2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH diatur adanya nilai keuntungan dan biaya overhead dari pelaksana walaupun tidak secara spesifik dinyatakan besaran dari nilai yang dimaksud.
Penjelasan perpres 54_2010 Pasal 66
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.

Ayat (3) Nilai total HPS bersifat terbuka dan tidak rahasia.
...........Yang dimaksud dengan nilai total HPS adalah hasil perhitungan seluruh volume pekerjaan dikalikan dengan Harga Satuan ditambah dengan seluruh beban pajak dan keuntungan. Rincian Harga Satuan dalamperhitungan HPS bersifat rahasia.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Huruf a
Cukup jelas.

Huruf b alat untuk menilai kewajaran penawaran termasuk rinciannya;
...............Batas tertinggi penawaran tersebut termasuk biaya overhead yang meliputi antara lain biaya keselamatan dan kesehatan kerja, keuntungan dan beban pajak.
Huruf c
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas
Ayat (7)
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
Cukup jelas
Huruf c
Cukup jelas
Huruf d
Cukup jelas
Huruf e
Cukup jelas
Huruf f
Cukup jelas
Huruf g
Cukup jelas

Huruf h norma indeks; dan/atau
....................Norma indeks merupakan rentang nilai harga terendah dan harga tertinggi dari suatu Barang/Jasa yang diterbitkan oleh instansi teknis terkait atau Pemerintah Daerah setempat.
Huruf i
Cukup jelas

Ayat (8) HPS disusun dengan memperhitungkan keuntungan dan biaya overhead yang dianggap wajar.
...................Contoh keuntungan dan biaya overhead yang wajar untuk Pekerjaan Konstruksi maksimal 15% (lima belas perseratus).
Dari uraian diatas kita bisa tarik kesimpulan bahwa nilai keuntungan dan biaya overhead dari kontraktor bisa dimasukkan 0% s/d 15% dari nilai fisik pekerjaan, walaupun sebenarnya nilai tersebut harus dikaji lebih jauh agar mencapai angka yang proporsional sesuai dengan jenis dan tingkat kesulitan dari pekerjaan yang dimaksud.
Terima kasih atas kunjungannya,
Apabila ada sesuatu yang tidak berkenan sampaikan saran dan kritik pada kolom komentar agar bisa segera dilakukan perubahan/perbaikan, Semoga bermanfaat .....!
Apa bila dirasakan bermanfaat silakan berbagi artikel ini lewat Tools share dibawah ini...!
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Menentukan biaya keuntungan kontraktor pada rencana anggaran biaya pekerjaan ini bermanfaat, namun jangan lupa untuk meletakkan link Menentukan biaya keuntungan kontraktor pada rencana anggaran biaya pekerjaan sebagai : sumbernya.

0 comments:

Poskan Komentar | Feed

Poskan Komentar




Track Hits

PageRank Checking Icon W3Counter Web Stats TopOfBlogs Top Home & Garden blogs Real Estate (Housing Bubble) - TOP.ORG Home & Garden Blogs Join My Community at MyBloglog!

Alexa Certified Traffic Ranking for http://kibagus-homedesign.blogspot.com/

Penangkal Petir

PETIR KADANG terlihat bagaikan sebuah lampu raksasa yang menghiasi langit. Terlihat indah dan menakjubkan.  Namun di sisi lain, petir merupakan sesuatu yang sangat membahayakan keselamatan Anda semua. Sudah banyak korban yang meninggal maupun luka – luka karena sambaran petir.
Bangunan pun tak luput dari serangan petir, baik bangunan tinggi maupun rumah tinggal. Bisa Anda bayangkan, berapa besar kerugian yang akan ditanggung bila tempat tinggal Anda tersambar petir. Oleh karena itu, walaupun rumah yang Anda tempati bukan merupakan bangunan bertingkat, penangkal petir tidak bisa Anda sepelekan.
Penangkal petir memang tidak wajib dipasang di setiap rumah. Namun sebagai salah satu langkah pengamanan, tidak ada salahnya Anda memasang penangkal petir.
Apakah Petir Itu?
Sebenarnya petir merupakan suatu kejadian alamiah. Petir timbul karena loncatan muatan listrik antara awan dengan bumi. Diawali dengan berkumpulnya uap air di dalam awan dan temperatur bagian bawah sekitar 60oF dan temperatur bagian atas sekitar -60oF, yang mengakibatkan uap air di awan tersebut menjadi kristal-kristal es.
Awan yang membawa kristal es tersebut terbawa angin dan saling bertabrakan dan bergesekan sehingga terlepaslah muatan listrik positif dan negatif. Terlepasnya muatan listrik inilah yang menyebabkan terjadinya petir.
Kerusakan Akibat Petir
Terhadap tubuh manusia, petir bisa mengakibatkan kerusakan. Apabila petir yang mengandung aliran listrik bertegangan tinggi itu mengalir pada tubuh manusia, maka organ-organ tubuh manusia yang dialiri listrik bertegangan tinggi tersebut akan mendapatkan kejutan yang besar. Di antaranya dapat melumpuhkan jantung dan jaringan lainnya yang akan mengakibatkan kematian. Pada bangunan, petir bisa menyebabkan kebakaran, runtuhnya bangunan, dll.
Bahan yang MudahTersambar Petir
Karena petir terdiri dari muatan listrik, maka bahan-bahan/benda yang rawan tersambar petir adalah bahan – bahan yang bisa menghantarkan listrik, seperti besi, air, dll. Meskipun begitu,  bahan/benda yang tidak menghantarkan listrik pun bisa menjadi sasaran petir bila ia terletak di tempat yang tinggi. Ini karena petir mempunyai sifat menyambar benda yang paling dekat dengan awan. Pohon, atap rumah, atau apa pun yang ia rasa paling dekat dengannya, bisa menjadi sasaran sambarannya.
Instalasi Penangkal Petir
Yang disebut dengan instalasi pengangkal petir adalah suatu sistem yang secara keseluruhan berfungsi untuk menangkap petir dan menyalurkannya ke tanah. Sistem ini dipasang sedemikian rupa sehingga dapat melindungi semua bagian bangunan serta segala isinya juga benda-benda yang ada di sekitarnya.
Instalasi penangkal petir pertama kali ditemukan oleh Benjamin Franklin, dengan menggunakan interseptor (terminal udara) yang dihubungkan dengan konduktor metal ke tanah.
Teknik ini terus berkembang hingga sekarang untuk mendapatkan hasil yang paling efektif.
Besarnya kebutuhan bangunan akan instalasi penangkal petir ditentukan oleh besarnya resiko kerusakan serta bahaya yang akan timbul apabila bangunan tersebut tersambar petir. Selain itu,  kebutuhan akan penangkal petir ini juga ditentukan oleh jenis dan ketinggian atap. Namun tidak berarti bangunan rumah tinggal yang hanya satu lantai sudah sangat aman dari sambaran petir.
Rumah tinggal yang hanya satu lantai pun tetap rawan terhadap petir.
Terutama jika tinggal di daerah dataran tinggi atau daerah yang banyak petirnya.
Instalasi pengangkal petir ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
¥ Terminal sambaran petir, yaitu penghantar petir di atas bangunan yang berupa elektroda logam yang dipasang tegak lurus.
¥ Penghantar utama, yaitu penghantar dari logam dengan luas penampang dan bahan tertentu yang berfungsi untuk menyalurkan arus listrik ke tanah.
¥ Penghantar pembantu, yaitu bagian dari bangunan yang bisa dimanfaatkan untuk membantu menyalurkan listrik ke tanah, misalnya pipa air dari logam, atau konstruksi logam lainnya.
¥ Penghantar hubung, yaitu penghantar dari logam yang menghubungkan masing-masing penangkap petir.
¥ Terminal hubung, yaitu dudukan logam yang berfungsi sebagai titik yang menghubungkan beberapa penghantar listrik yang akan diteruskan ke tanah.
¥ Pengebumian, yaitu elektroda dari logam yang ditanam dalam tanah dan berfungsi sebagai penyebar arus listrik ke dalam tanah. Elektroda ini dapat berupa pita, batang atau, plat.
 Bahan
Jika Anda akan membeli penangkal petir, jangan sembarangan memilih.  Penangkal petir harus terbuat dari bahan yang memenuhi syarat. Bahan untuk penangkal petir ini harus dibuat dari bahan yang tahan korosi, atau paling tidak dilapisi oleh bahan anti korosi, seperti bahan-bahan di bawah ini:
¥ Tembaga
Bila Anda akan menggunakan penangkal petir dari bahan tembaga, maka harus dipilih tembaga yang mutunya setara dengan tembaga yang digunakan pada pekerjaan listrik.
¥ Campuran tembaga (copper alloys)
Jika bahan yang digunakan adalah campuran tembaga, maka harus dipilih yang benar-benar tahan korosi.
¥ Allumunium
Allumunium tidak boleh digunakan bila terjadi kontak dengan tanah atau dengan bahan lain yang dapat merusak
alumunium.

 Pemasangan Terminal Sambaran Petir
Jumlah terminal sambaran petir yang akan dipasang di atas atap harus diperhitungkan agar dapat melindungi seluruh bagian rumah. Perhitungan banyaknya terminal sambaran ini dilihat dari bentuk atap dan luas bangunan. Pada atap miring, terminal sambaran harus dipasang pada jarak tidak lebih dari 0,6 m dari ujung bubungan.
Jika atap miring tersebut memiliki tepi bawah atap setinggi 15 m atau kurang di atas tanah, maka cukup dipasang terminal udara di atas bubungannya saja bila tidak ada bagian bangunan (kecuali talang) yang menjorok keluar.
Untuk atap datar dan landai dengan lebar atau panjang 15 m harus mempunyai terminal sambaran petir yang dipasang tidak melebihi 15 m. Tinggi ujung terminal sambaran petir tidak boleh kurang dari 2,54 m dari atas obyek yang diproteksi. Terminal sambaran yang dipasang dengan ketinggian lebih dari 6 m harus diberi peyangga untuk menahan terminal sambaran dari terpaan angin. Tinggi penyangga minimal setengah dari tinggi terminal sambaran. Penangkal petir memang berfungsi untuk melindungi bangunan dari sambaran petir. Namun selain menyelamatkan bangunan dari petir, Anda juga harus memikirkan keselamatan diri. Oleh karena itu bila hujan datang dan Anda sdang berada di luar rumah, hindarilah tempat-tempat yang mudah tersambar petir, seperti tempat berair, tempat terbuka, pohon tinggi, bangunan tinggi tanpa penangkal petir, trafo, dekat bahan peledak, dan lain sebagainya




SNI (Standard Nasional Indonesia) - KISARAN TEKNIK

https://sites.google.com/site/kisaranteknik/classroom-news

konstruksi rangka atap

Analisis Perbandingan Harga Konstruksi Kayu dan Baja

Saturday, September 5th, 2009
ANALISIS PERBANDINGAN HARGA KONSTRUKSI KAYU
DAN KOSNSTRUKSI BAJA
Oleh : Ishak Yunus

Abstrak
Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat, berimplikasi pada pertumbuhan kebutuhan sandang, pangan dan papan/perumahan. Kebutuhan perumahan akan berdampak pada kebutuhan akan material bangunan, salah satunya adalah material kayu, dimana jenis bahan ini sangat diperlukan dalam pembuatan rumah terutama pada pembuatan kusen pintu dan jendela, konstruksi kuda-kuda dan atap serta jenis pekerjaan kayu yang lainnya. Menipisnya persediaan bahan kayu akibat illegal loging, maka diciptakan bahan lain sebagai penggantinya bahan kayu yaitu jenis baja ringan / Truss.
            Untuk membandingan nilai  ekonomis kedua bahan ini, maka diperlukan analisis perbandingan harga konstruksi atap rangka kayu dengan harga kosntruksi dari rangka baja ringan/truss pada bangunan rumah type 50 yang umum digunakan pada struktur rumah sederhana type 50 tersebut, kemudian membandingkan besarnya biaya yang dibutuhkan masing-masing struktur kedua bahan tersebut.
            Berdasarkan hasil analisis struktur kayu rumah sederhana type 50 lebih mahal dari struktur dari bahan baja ringan/truss dengan selisih harga sebesar 7,8%. Hal ini hanya menghitung biaya bahan baku yang digunakan pada struktur kayu. Analsisis biaya pengacatan kayu yang biasanya berfungsi untuk melindungi kayu dari serangan rayap atau serangga dan waktu pengerjaan dari penggunan kedua jenis bahan ini tidak dianalsis.


A. Latar Belakang
Seiring pesatnya pertambahan jumlah penduduk saat mi, maka hal mi sangat berdampak pada kebutuhan akan tempat tinggal. Peluang mi dimanfaatkan oleh para pelaku bisnis di bidang property. Sehingga seiring dengan perjalanannya munculah perusahaan-perusahaan pengembang yang bergerak di bidang perumahan. Mereka berlomba menciptakan berbagai macam hunian sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan trend yang ada.
Dengan pertambahan penduduk yang sangat cepat, berimpilkasi pada pertumbuhan kebutuhan pembangunan perumahan, maka mau tidak mau akan berdampak kepada kebutuhan akan material bahan bangunan, Salah satunya adalah material kayu, dimana jenis material ini sangat diperlukan dalam pembuatan rumah. Material kayu ini digunakan dalam pembuatan kusen, konstruksi atap dan pekeijaan-pekerjaan lainnya. Karena semakin menipisnya persediaan kayu, maka diciptakanlah jenis material lain yang dapat menggantikan peran material kayu ini dalam pembuatan rumah. Salah satu contohnya yaitu Baja Ringan/Truss. Material ini sering digunakan dalam pekerjaan konstruksi atap. Maka bagian — bagian dan konstruksi atap rumah baik kuda — kuda, gording, balok nock, jurai. kasau maupun reng, yang tadinya dalam proses pengerjaann, sering digunakan bahan Kayu, sekarang dapat digantikan dengan Baja Ringan/truss.
Material Baja Ringan mi masih sangat minim penggunaannya dalam proyek-proyek perumahan. Tetapi apabila dibandingkan dengan material Kayu, maka material Baja Ringan mi sangat mudah dikerjakan dan sangat menghemat waktu. Maka dalam hal mi peneliti akan melakukan analisis perbandingan antara kedua jenis material di atas dalam pekerjaan konstruksi atap rumah, yang nantinya dan hasil analisis tersebut dapat dilihat perbandingan antara kedua material tersebut.

B. Tujuan Penelitian
Tujuan dan Analisa Perbandingan Konstruksi Atap Rangka Kayu dan Rangka Baja Ringan diantaranya
I. Menganalisis atap Rumah Type 50 yang menggunakan rangka kayu.
2. Menganalisis atap Rumah Type 50 yang menggunakan rangka baja ringan.
3. Menganalisis biaya atap Rumah Type 50 yang menggunakan rangka kayu.
4. Menganalisis biaya alap Rumah Type 50 yang menggunakan rangka baja ringan
5. Membandingkan besarnya biaya atap Rumah Type 50 yang mengggunakan konstruksi rangka kayu dengan konstruksi rangka baja ringan/truss.

C. Ruang Lingkup Penetitian
Untuk penelitian laporan penelitian ini peneliti membatasi penelitian dengan hanya membahas besarnya perbandingan biaya atap rangka kayu dan rangka baja ringan pada rumah type 50 berdasarkan data dan sampel yang didapat dan lapangan.

 D. Metodelogi Pengumpulan Data
Adapun peneliti mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan laporan penelitian dengan cara sebagai berikut :
  1. Studi kepustakaan ( Library Research), yaitu sistem pengumpulan data dengan mempelajari berbagai literatur serta karya ilmiah yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas.
  2. Studi Lapangan ( Field Research), yaitu peninjauan langsung ke lokasi yang berhubungan dengan judul penelitian guna mengambil data-data yang dibutuhkan.
  3. Mencani data-data teknis di perusahaan penyuplai material kayu dan baja ringan, sebagai pelengkap dan data hasil studi lapangan.
  4. Menganalisis data yang diperoleh, lalu menghitung biaya pengerjaan atap dan jems material kayu dan jenis material baja ringan/truss.
 E. Tinjauan Pustaka
Konstruksi atap adalah bagian paling atas dan suatu bangunan, permasalahan konstruksi atap tergantung pada luasnya ruang yang harus dilindungi, bentuk dan konstruksi yang dipilih, dan lapisan penutupnya.
Pengaruh lingkungan luar terhadap atap menentukan pilihan penyelesaian yang baik terhadap suhu ( sinar matahari ), cuaca ( air hujan dan kelembaban udara), serta keamanan terhadap kebakaran (petir dan bunga api) sehingga atap harus memenuhi kebutuhan terhadap keamanan dan kenyamanan.
   
Konstruksi atap rangka kayu adalah suatu konstruksi yang berfungsi bagai penahan beban penutup atap, yang melindungi penghuni rumah dan panas matahari, angin dan air hujan, yang strukturnya terbuat dan rangka kayu.
Konstruksi atap rangka kayu memiliki elemen-elemen sebagai berikut
a.   Kuda-kuda
Kuda-kuda merupakan penopang (iga-iga) yang menyalurkan gaya tekan, sedangkan balok dasar pada kuda - kuda yang berfunfsi sebagai penahan dasar gaya tarik, serta tiang tengah (ander) yang mendukung balok bubungan (molo) dan menerima gaya tekan.
Gording merupakan sebagai penyangga kasau (usuk) tenletak pada kuda penopang dibutuhkanjikajarak antara bantalan dan bubungan> 2 m.
Kasau / Usuk merupakan balok melintang di atas balok dinding (bantalan), gording, dan bubungan serta berfungsi sebagai penyangga reng. Ujung bawah kasau diteruskan menonjol pada dinding rumah ke luar, membentuk lebar tritisan yang dikehendaki.
Reng merupakan bilah yang melintang di atas kasau dan berfungsi sebagai tempat menempatkan posisi genteng, sedangkan ring balok diletakkan di bagian puncak dinding dan berfungsi sebagai pendukung balok kuda-kuda.
Listplank Tirisan terbuat dari papan tegak yang dipasang pada ujung bawah kasau sebagai pengikat ujung kasau. Listplank harus dilindungi terhadap cucuran air hujan dan terhadap panas matahari agar tidak cepat lapuk.
Konstruk rangka batang konstruksi rangka yang terletak pada sebuah bidang dan saling dihubungkan degan sendi pada ujungnya, sehingga membentuk suatu bagian bangunan yang terdiri dan segitiga-segitiga.
Pelapis atap merupakan lapisan kedap air biasanya terbuat dari seng, plastik, plat semen berserat yang biasanya diletakkan  di atas kasau, Sedangkan penutup atap nerupakan lapisan kedap terhadap resapan air hujan yang sering digunakan dari bahan ijuk, rumbia, genteng, plat semen berserat, atau seng bergelombang.
Pada konstruksi kuda-kuda, terutama yang berkonstruksi kayu, kemiringan dan bentuk atap sangat dipengaruhi prinsip konstruktif dan bentuk konstruksi atap kayu.

gambar-1-baja1

         Konstruksi atap rangka baja ringan adalah konstruksi atap rangka baja ringan yang strukturnya tidak jauh berbeda dengan konstruksi atap rangka kayu, hanya saja bahan pembuatnya dari bahan rangka baja ringan atau sering disebut truss. R.angka atap (kuda-kuda) baja ringan atau yang biasa disebut Truss adalah rangka yang terbuat dan baja lapis Zincalume dengan kandungan Alumunium, Zinc, dan Silikon. Produk mi digunakan sebagai alternatif pengganti rangka atap kayu yang selama ini masih digunakan. Spesifikasi produk baja ringan/truss adalah sebagai berikut :
Tabel 1 : Spesifikasi Baja Ringan/Truss
Bahan Dasar
Zinc (Zn), Alumunium (Al), Timah hitam
(Pb), dan Besi (Fe)
Jenis Ketebalan
C 75.100 =1 mm (Bottom Chord & Top
Chord) C 75.75 = 0,75 mm (Web)

Lebar yang tersedia
55% Al 43,5% Zinc 1,5% Si

Komposisi Bahan
Aluminium 99% dan 1% campuran
 (tergantung tipe logam campuran)

Berat
Main Truss (C 75.100) = 1,295 kg/rn Main
Truss (C 75.75) = 0,987 kg / m Reng (U
Type) 0,6 TCT = 0,7 17 kg / rn Talang
Dalam (Valley Gutter) = 1,23 kg

Keunggulan Produk
-         Anti Rayap
-         Tahan Karat
-         Lebih ringan disbanding kayu
-         Pemasangan cepat dan mudah
-         Tahan api
-         Pemasangan lebih akurat
-         Tidak melengkung
-         Tidak perlu di cat
-         Tidak ada material terbuang
-         Sekalipasang untuk selamanya


Rangka atap (roof truss) adalah sistem struktur yang berfungsi untuk menopang/menyangga penutup atap, dengan elemen-elemen pokok yang diri dari: kuda-kuda (truss), usuk/kasau (rafter), dan reng (roof batten). Truss merupakan struktur rangka batang (kuda-kuda) sebagai penyangga utama rangka atap, yang terdiri dan batang utama luar (chords) dan batang Iam (webs), dan yang berfungsi untuk menahan gaya aksial (tarik dan tekan), maupun momen lentur. Gambar 2 dibawah ini merupakan struktur kuda-kuda baja ringan secata utuh.
  
gambar-2-baja2

           Berdasakan  bentuk geometninya, kuda-kuda (truss) baja ringan dapat dibedakan 3 yaitu:
-         Kuda-kuda utuh / standard truss merupakan kuda-kuda berbentuk segitiga utuh, kuda-kudajenis ini dapat digunaka pada atap pelana, maupun bagian tengah dan atap limasan,
-         Kuda-kua terpancung (truncated truss), merupakan kuda-kuda berbentuk ,liga terpancung,
-         Saddle truss, merupakan kuda-kuda berbentuk segitiga kecil, yang berfungsi untuk menyatukan dua bidang atap pada rencana atap bangunan yang berbentuk Lesser L.
Baja ringan untuk konstruksi atap yang biasa disebut Truss adalah rangka atap dengan bahan t ringan Zinc-Aluminium (Zin Calume) dengan komposisi sbb: 5O % Aluminium, 43,5%Zinc,  1,5 % Silicon. Anti karat yang terkandung di truss adalah unsur yang menyatukan dengan bahan dasar sebagai lapisan daya tahan 4 kali lipat dan lapisan pelindung seng biasa/Galvanis. Truss terbuat dan Zinc-Aluminium Hi Tensile (kekuatan tank, lipat, punter) G550 atau truss sanggup menopang 550 kg / 1 cm2. Keunggulan Truss adalah sebagai berikut :
• Menggunakan Metal Zinc Calume dan Blue Scope Steel yang merupakan pemegang lisensi bajaringan original
• 5 kali lebih kuat dan baja galvanis
•40 % lebih kuat dan Mild Steel
• Anti Karat / korosi
• Fabrikasi dilakukan di proyek untuk menghindani salah konstruksi / tidak  perlu merubah mengurangi ring balok bangunan yang ada
• Truss memiliki standar bentuk dan ukuran yang tetap karena semua komponen di produksi dengan menggunakan mesin teknologi tinggi.

            Profil baja ringan yang beredar di pasaran Indonesia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : Profil C, ketebalan 0,75 mm dan 1 mm, digunakan pada fabrikasi kuda-kuda (truss), dan usuk (rafter). Dan Profil A dengan  ketebalan antara 0,4 mm sampai 0,7 mm (idealnya 0,55 mm), yang biasa digunakan sebagai reng.
Dalam perakitan dan pemasangan struktur rangka atap baja ringan, perlu diperhatikan ketentuan pemilihan dan pemasangan alat sambung agar diperoleh sistem  struktur yang stabil, kuat, dan tidak merusak lapisan anti karat. Sehubungan pada konstruksi baja ringan tidak dilakukan dengan cara pengelasan melainkan sambungan dengan menggunakan baut khusus.. Alat sambung yang digunakan biasanya berupa baut (screw) khusus, yang terbuat dan baja mutu tinggi, dan telah dilengkapi lapisan anti karat (coating), seperti halnya elemen-eleman struktur ringan yang digunakan. Hal ini harus diperhatikan karena beberapa alasan :
  1. Untuk menjamin stabilitas kekuatan dan kekakuan struktur, maka diperlukan alat sambung dengan kekuatan dan kekakuan yang sama dengan elemen/komponen utama sistem struktur.
  2. Alat sambung harus dilapisi dengan lapisan anti karat yang sama dengan elemen/komponen struktur, karena jika terjadi korosi pada baut, maka akan ada resiko penjalaran korosi pada elemen/komponen struktur baja ringan itu sendiri.
Biasanya spesifikasi baut yang memenuhi persyaratan untuk digunakan pada struktur rangka atap baja ringan adalah Jenis baut yang digunakan untuk usuk (rafter) 12- 14×20 HEX dan baut untuk digunakan untuk menyambung reng  10- 16×26 HEX

Elemen-elemen baja ringan relatif tipis, maka untuk menghindari kerusakan pada saat pemasangan baut ataupun kerusakan pada masa layan (beban rencana dikerjakan), cara pemasangan alat sambung harus memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
I. Jarak antara baut, yang terletak di ujung sambungan (paling tepi) dengan ujung batang yang disambung, minimal 2 kali diameter baut yang digunakan.
2. Jarak antara baut satu dengan baut yang lainnya, minimal 3 kali diameter baut yang digunakan.
3. Pemasangan baut harus menggunakan alat screw-driver, berkecepatan 2000 rpm hingga 2500 rpm, dengan posisi tegak lurus bidang sambungan, dan alat harus segera dihentikan ketika screw telah cukup kencang.
4. Baut tidak diletakkan segaris dengan garis kerja atau garis berat elemen batang, melainkan ditempatkan di bagian tepi, dengan posisi yang diusahakan simetris, dan membagi sama besar pada sudut-sudut pertemuan antar elemen.

 F. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian dalam penyusunan penelitian ini, secara garis  dapat penulis uraikan secara sistematis, berikut ini :

gambar-3-baja1
  



          Data-data yang dianalisis dengan membandingkan antara konstruksi atap rangka kayu dan rangka baja ringan pada rumah type 50 dari berbagai sumber dan hasil studi literatur dan survey di lapangan serta pengambilan data ddari penyedia jasa konstruksi baja ringan. Analisis dihitung besamya kebutuhan material yang diperlukan sekaligus besarnya biaya yang akan dikeluarkan untuk konstruksi atap kayu dan konstruksi atap rangka baja ningan yang didapat, dapat dihitung besarnya kebutuhan material yang diperlukan sekaligus besarnya biaya yang akan dikeluarkan.
 G. Analisis Dan Pemabahasan
Analisis Atap Rangka Kayu Dari data-data yang didapat, untuk konstruksi atap rangka kayu digunakan kayu dengan jenis Meranti Payo. Dari gambar 4 dibawah ini merupakan denah rangka rumah type 50 dengan tampak serta bentuk atap yang di analisis. Analisis kebutuhan material kayu  konstruksi atap rumah type 50 antara lain ; Kuda-kuda dan Rangka Atap.
gambar-4-baja 

            Berdasarkan analisis kebutuhan meterial kayu untuk struktur kuda-kuda yang ditambah dengan faktor kehilangan bahan sebesar 10%, maka volume bahan kayu dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.  
            Tabel 1 . Analisis Kebutuhan Bahan Kayu
No.
Pekerjaan
Uraian
Satuan
Struktur Kuda-kuda


1
Balok Utama
Kayu 8/12 x 400 cm
0.192 (m3)
2
Balok Apit
Kayu 4/12 x 400 cm
0.038 (m3)
3
Gording
Kayu 8/12 x 400 cm
0.345 (m3)
4
Nock
Kayu 8/12 x 400 cm
0,115 (m3)
5
Murplat
Kayu 6/10 x 400 cm
0.096 (m3)


Total Volume
0.786 (m3)
Rangka Atap


1
Kasau
Kayu 5/7 x 400 cm
0.826 (m3)
2
Reng
Kayu 3/4 x 400 cm
0.346 (m3)
3
Lisplank
Kayu 3/25 x 400 cm
0.330 (m3)
4
Papan Talang
Kayu 3/25 x 400 cm
0.120 (m3)


Total Volume
1.622 (m3)

Analaisis atap rangka baja ringan rumah yang sarna Type 50, dan dengan jenis penutup atap yang didapat data-data berupa rencana atap baja ringan pada Gambar 5 dan rencana detail kuda-kuda yang dapat dilihat pada Gambar 6 di bawah ini yang diperoleh dari pihak supplier baja ”Kobe Truss Mandiri”. yang mengajukan penawaran pada perusahaan pengembang.
gambar-5-baja



 kuda-kuda K1 dan K2 pada Gambar 6 diatas, untuk botton chord dipakai dengan ukuran C.75 – 0.8, untuk topo dan web digunakan ukuran C 75 – 0.75, serta menggunakan baut 12 – 14 x 50 HEX. Tabel 2 dibawah ini merupakan jumlah kebutuhan  dari detail kuda-kuda K1 dan K2.       
            Tabel 2 Analisis Kebutuhan Baja Ringan
No.
Detail Kuda-kuda
Jumlah
Keterangan
1.
K1 :
C 75 – 0.8
C 75 – 0.75
Baut 12 – 14 x 50 HEX
Bracket L dan Baut Dyna Bolt 14 mm

3 btng
10 btng
210 buah
7 buah

2.
K2 :
C 75 – 0.8
C 75 – 0.75
Baut 12 – 14 x 50 HEX
Bracket L dan Baut Dyna Bolt 14 mm

2 btng
7 btng
168 buah
6 buah

3.
Roof Batten / reng :
Top Span 40 x 30 x 80 mm

44 btng

Panjang 6 m


Dari hasil perhitungan dapat dibuat tabel perbandingan harga perti di bawah ini. Untuk material kayu diambil harga pasaran sesuai dengan kondisi sekarang yaitu Rp. 3.000.000,- /m3 dan untuk rangka baja ringan / truss diambil harga penawaran dan supplier baja ringan “Kobe Truss Mandiri” sebesar Rp. 145.000,-/ m2, maka hasil analisis rincian biaya struktur kuda-kuda kayu dan rincian  biaya struktur kuda-kuda baja ringan sebagaimana terurai pada tabel  3 dan tabel 4 berikut ini :

Tabel 3 : Rincian biaya kuda-kuda Rangka kayu

No.
Uraian
Satuan
Harga Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
1
Kayu 8/12 x 400 cm (17 btng)
0.653 (m3)
3,000,000
1,959,000
2
Kayu 4/12 x 400 cm (2 btng)
0.038 (m3)
3,000,000
114,000
3
Kayu 6/10 x 400 cm (4 btng)
0.096 (m3)
3,000,000
288,000
4
Kayu 5/7 x 400 cm (59 btng)
0,826 (m3)
3,000,000
2,478,000
5
Kayu 3/4 x 400 cm (72 btng)
0.346 (m3)
3,000,000
1,038,000
6
Kayu 3/25 x 400 cm (15 kpng)
0.450 (m3)
3,000,000
1,350,000
7
Upah Kerja
1.000 Ls
2,575,954
2,575,954
8
Paku
15.530 Kg
16,000
248,480
9
Genteng Beton
730 buah
3,000
2,190,000
10
Genteng Kerepus
38 buah
4,500
171,000

Total Biaya


12,412,434



Tabel 4 :  Rincian biaya kuda-kuda Rangka Baja
No.
Uraian
Satuan
Harga Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
1
Rangka Atap + Kuda-Kuda
Truss :
- Bottomchord(5Btg®11 m)
- Top chord (6 Btg @11 m)
- Web (9 Btg @11 m)
- Top Span (44 Btg @6 m)
- Baut 12— I4×5OFIEX (l6SBh)
- Baut 10-16 x 16 HEX (221 Bh)
- Bracket L dan Baut Dyna Bolt
   14 mm (6 Bh)

77,64 m2
145.000.-
11.104.100
2
Genteng beton
730 Buah
3,000
2,190,000
3
Genteng kerepus
38 Buah
4,500
171,000

Total Biaya


13,465,100


Dari hasil tabel di atas dapat dilihat selisih biaya antara konstruksi atap rangka baja ringan/truss dan konstruksi atap rangka kayu yaitu sebesar Rp. 1,052,666.- senilai 7,8 % terhadap biaya konstruksi atap rangka kayu.

H. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
  1. Hasil analisis biaya untuk pekerjaan atap rumah type 50 dengan menggunakan rangka kayu didapat sebesar Rp. 12.412.434.- dan yang menggunakan rangka baja ringan sebesar Rp. 13.465.100.-, maka persentase selisihnya selisihnya sekitar 7,8 % terhadap biaya rangka kayu.
  2. Analisis biaya konstruksi rangka kuda-kuda kayu ini, belum termasuk biaya pengecatan yang biasanya berfunsi untuk melindungi rangka kuda-kuda kayu terhadap serangan serangga atau rayap,
  3. Mengganti material kayu dengan material baja ringan/truss pada pekerjaan rangka atap rumah sederhana tidak terlalu memakan biaya yang besar, dibandingkan dengan daya tahan dan keuntungan yang didapat dan jenis material baja ringan/truss mi.
  4. Baja ringan / truss memiliki estetika indah, yang dapat dibentuk struktur sesuai dengan desain yang diinginkan dan lebih dapat menghemat bahan, dibandingkan struktur kuda-kuda kayu.
  5. Material Baja ringan/truss adalah solusi untuk mengganti kelangkaan material kayu, yang maria semakin lama material kayu mi semakin sulit didapatkan dan penggunaan material baja ringan/truss ini ikut mensukseskan pemberantasan illegal logging yang sedang marak-maraknya saat ini dan ikut melestarikan hutan Indonesia.


2. Saran-saran
a.   Analisis diperhitungkan biaya ini dilakukan pada tahun 2008, dengan harga bahan berlaku saat itu. Oleh sebab itu setiap waktu perlu analisis kembali biaya dengan menyesuaikan biaya bahan yanng berlaku.
b.  Rangka baja ringan/truss yang dianalisis ini, masih menggunakan atap genteng beton, sebaiknya diganti dengan jenis atap ringan seperti atap fiber/seng sehingga lebih dapat menghemat biaya,

I. Daftar Pustaka

Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan,2001, ”Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983”, Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung.

K.H. Felix Yap, 2001, ”Konstruksi Kayu , Penerbit Bma Cipta, Bandung.

Heinz Frick dan Moediartianto, 2002, ”Ilmu Konstruksi Bangunan Kayu”, Penerbit Kanisius Yogyakarta.

Heinz Frick, 2002, ”Ilmu Konstruk Bangunan 2”, Penerbit Kanisius Yogyakarta.

Rene Amon, Bruce Knobloch, Atanu Mazumder, 2002, ”Perencanaan Konstruksi Baja Untuk Insinyur dan Arsitek 2”, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.

Oentoeng,lr, 2001, ”Konstruksi Baja”, ANDI, Surabaya.

Salmon, Charles G, Thon E Jhonson, 2000, ”Struktur Baja Desain dan Perilaku”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sunggono, Ir, 2001, ”Buku Teknik Sipil”, Penerbit Nova, Bandung.

Pangaribuan, Guntar, 2005, ”Penggunaan VBA -Excel Untuk Program Perhitungan”, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.